Metode Interaktif Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Peningkatan Kualitas Praktik Pembelajaran

Berikut ini beberapa kajian teori terkait penelitian yang dilakukan oleh ( Siska Wahyuni Damanik ) dalam penelitianya. Metode ini kami terapkan di sekolah kami sebagai perbaikan Raport Pendidikan dan saran perbaikan yang ada. Selama 1 Semester metode dan langkah – langkah yang diambil dari hasil penelitian ini.

1.1  Metode Interaktif

Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas dari penerapan metode pembelajaran. Menurut Anwar [3], seorang guru yang profesional dapat mengaplikasikan berbagai metode dalam pembelajaran untuk dapat menolong siswa mengembangkan kompetensi dan niat belajar di dalam kelas. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, penulis sebagai seorang guru mengetahui bahwa menerapkan metode pembelajaran yang tepat adalah penting untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa. Adapun salah satu strategi yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah dengan mengaplikasikan metode interaktif dalam proses pembelajaran. Metode interaktif merupakan metode yang melibatkan interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik [27]. Sedangkan berdasarkan Habibati [8], metode interaktif merupakan cara penyajian materi yang dilakukan oleh guru untuk mendukung interaksi aktif siswa dalam pembelajaran. Pernyataan tersebut memberi arti bahwa dalam penerapan metode interaktif dapat dilakukan berbagai kegiatan yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Nurhidayati [19], menyatakan bahwa metode pembelajaran interaktif terdiri dari berbagai kegiatan yaitu ceramah, diskusi, praktik, latihan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis mengkaji peran guru dalam metode interaktif dengan menggunakan ceramah interaktif dan diskusi dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk pemecahan masalah ketidakaktifan siswa. Hal ini didukung oleh Djajadisastra dalam [4], yang menyatakan bahwa metode diskusi merupakan format belajar yang menuju kepada interaksi aktif siswa dalam kelompok untuk dapat menyelesaikan latihan bersama-sama. Selanjutnya berdasarkan Savira [22], metode ceramah interaktif merupakan peranan aktif guru dalam melakukan ceramah namun melibatkan interaksi aktif siswa seperti tanya jawab dalam melaksanakan pembelajaran. Dari beberapa paparan di atas dapat diketahui bahwa metode yang digunakan tersebut menitikberatkan pada interaksi aktif siswa di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa diterapkannya ceramah interaktif dan diskusi menjadi bagian dari metode interaktif dalam pembelajaran.

1.2  Keaktifan Belajar Siswa

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas merupakan kegiatan yang meliputi interaksi yang terjadi antara siswa dan guru. Salah satu hal yang menjadi kunci berjalannya perencanaan pembelajaran secara efektif adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran [28]. Menurut Hamdani dalam [17], keaktifan dalam pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa. Hal tersebut memberi arti bahwa partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan pemahaman serta mutu siswa. Keaktifan siswa dapat ditinjau dari berbagai tindakan yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran. Menurut Ali yang dikutip dalam [29], indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari 1)

antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, 2) interaksi siswa dengan guru atau sebaliknya, dan 3) kerjasama kelompok atau aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, melalui kedua pendapat tersebut dapat ditulis bahwa indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari interaksi dan perilaku yang diberikan siswa selama pembelajaran berlangsung. Terlaksananya indikator tersebut diharapkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat membawa pengaruh akan tingkat pemahaman serta semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Perubahan budaya dan suasana pembelajaran saat ini tentu membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam keaktifan dan pemahaman siswa [9]. Siswa yang sebelumnya melaksanakan pembelajaran secara komunitas di dalam ruangan kelas, kini harus mengikuti pembelajaran sendiri di rumah masing-masing dan hal tersebut memicu terjadinya penurunan kompetensi siswa selama pembelajaran dalam jaringan. Melalui pembelajaran dalam jaringan ini, siswa dituntut untuk lebih mandiri dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga diharapkan mampu mempergunakan anugerah yang dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yaitu memiliki rasio dan kemampuan berpikir serta logika yang dimiliki oleh siswa sebagai makhluk istimewa. Melalui materi yang diberikan guru, siswa diharapkan dapat belajar untuk memahami dan mengembangkan pengetahuannya. Siswa juga diharapkan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan memiliki keinginan serta motivasi dalam mengikuti pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dalam jaringan.

DOKUMENTASI OBSERVASI

DOKUMENTASI REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT

Tinggalkan komentar

Kotak Kritik Dan Saran !

PERTANYAAN DAN JAWABAN

klik disini